Kamis, Juli 12, 2007

Kegiatan Hima Sejarah Unand

Bulan ini tepatnya, para pengurus baru, Hima (Himpunan mahasiswa) sejarah, disibukan berbagai kegiatan yang telah menunggu, dan menumpuk. Walaupun, sekarang umumnya mahasiswa/i Sastra lagi asik-asikan (liburan, maksudnya) di kampoeng or di kota, khususnya mahasiswa/i ilmu sejarah banyak yang pulkam, (orang deso, termasuk saya). Tetapi, para anggota (pengurus, sekarang) yang telah mendedikasikan seluruh kemampuannya (ah, yang bener..) dengan amanat dari para pemilih ketua sekarang yakni si Bos (Arda William) dan tentunya masukan dari pembina kita, bahwa kita tidak boleh sama atau malahan harus lebih dari pengurusan Hima tahun lalu, paling tidak! kalau bisa must lebih baik dari masa yang telah berlalu.(bocoran neh, tahun lalu Hima sejarah kabarnya mengalami stagnan, dan tak tahu entah kenapa, tetapi ini rahasia ya.. tapi rahasia umum, hahaaa).
Kewajiban yang ada di depan mata yakni adanya anggota baru, kudu disambut, maksudnya mahasiswa/i yang akan datang dengan sendiri, Hima sebagai calon himpunan moe akan menjadi payung besar yang akan melindungi mu, di "samudra masa lalu" yang terlalu panjang. Tetapi, sebelum kamu mendapatkan kompas dalam "hutan" masa lalu yang masih belum banyak terjamah. Para anggota atau calon yang ingin menjadi bagian dari Hima, paling tidak harus melewati 3 tantangan dan bila waktu paling lama dan tidak bisa melaksanakan sesuai dengan keinginan akan gugur (fear factor) ini bukan buat buatan tetapi tertera di kitab kuning (tetapi kitab ini telah lama menghilang, tetapi masih melekat jelas di ingatan kolektif semua mahasiswa sejarah, baik yang eks or yang masih eksis. Salah satu pasal dalam buku kuno berisikan, sarat wajib untuk menjadi anggota Hima, harus mengikuti, namanya banyak sulit dilacak.
Sekarang tradisi tersebut entah berlaku atau tidak itu tergantung keputusan kita (gimana, perlu tidak tradisi oarang dulu yang tidak up to date dilanjutkan, (ini kata yang terlontar lewat diskusi di DPR(Depan Pohon Rindang) apa iya seperti itu). Hal ini sebenarnya bukan salah kita sih para mahasiswa sekarang, tetapi ini karena tradisi yang telah mengakar serabut (kayak kelapa, ya.) dan yang menjadi pemicu dari event ini akibat kedatangan anggota baru(khususnya, sekarang, anak 07) yang akan masuk ke dalam (tangkap, namanya masuk ya ke dalam. ini namanya juga korupsi, tetapi korupsi huruf, dosa apa enggak ya,) tanpa diminta datang (bodoh loe, namanya saja waktu tidak bisa berhenti, bahkan untuk sedikit saja, kecuali jam dinding or jam tangan moe mati) dan tentu adik baru.
Salah satu ide brilian yang akan dilakukan yakni mengadakan pertemuan dengan jurusan Ilmu Sejarah (IS) untuk mengclearkan semua permasalah yang mengangkut masalah di sekitar civitas akademika. Isu yang akan diangkat akan banyak dan tentu mengundang pro dan kontra baik dalam kalangan dosen dan mahasiswa sendiri.
Sekarang Hima ingin merubah bentuk dan bunyi SK (Surat Kerja) yang dikeluarkan oleh Ketua Jurusan Ilmu Sejarah (Pak Sabar). SK yang dikeluarkan itu berbunyi sangat aneh dan janggal (kalau tidak percaya lihat mading (majalah dinding) sejarah yang isinya itu melulu SK dan suara pembaca Padek..ayib sendiri, mading itu ke itu saja). Dengan bunyi SK yang seperti itu disingalir apa yang akan dikerjakan Hima akan didikte oleh jurusan padahal Hima pada dasarnya organisasi independen bukan organisasi di bawah A dan si B, yang akan memperjuangkan mahasiswa yang telah masuk wadah ini. dan bila SK itu tidak ditukar atau dihilangkan bunyi pasal yang aneh ini, maka Hima bisa diprediksi gagal sebagai wadah untuk aspirasi mahasiswa Ilmu Sejarah tetapi, hanya wadah keinginan segelintir orang. Dan tidak berani bersuara untuk kemajuan kita.